[Laporan Langsung] : Hari Kesembilan Training Camp di Perth, Australia Bersama WBA (31 Mei - 13 Juni )
Jam 9 pagi ini(Rabu 8 Juni), seorang berbadan tinggi dan kekar menjemput Tim Nuvo CLS Knights di depan lobby hotel. Beliau adalah Cameron Venables, Pelatih Fisik pengganti Coach Blair yang sudah pergi ke China. "Ada yang bisa bantu saya mengambil beberapa peralatan dari mobil saya untuk kita bawa ke pantai?", seru Coach Cameron. Seluruh Pemain segera mengikuti orang tersebut ke mobilnya dan mengambil beberapa peralatan latihan beban, lalu segera jalan menuju pantai yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari hotel.
Setibanya di Pantai, Coach Cameron langsung mengajak para pemain untuk berlari - lari kecil, dan melakukan beberapa gerakan pemanasan ala latihan Bola Basket. Setelah itu Coach Cameron mengajarkan beberapa teknik latihan fisik yang unik dengan berbagai peralatan yang dibawanya. Coach Cameron memberikan semua latihan itu memang sengaja dilakukan di Pantai, karena secara teori udara pagi di Pantai sangat baik untuk pernafasan.
Kira - kira 25 menit berlalu, Coach Cameron segera menganjurkan semua pemain untuk berendam lagi di air laut dengan suhu udara 10 derajat Celcius. Kandungan garam dan air yang dingin sangat baik untuk rekondisi tubuh para Pemain yang sudah sangat letih dari program latihan selama 8 hari non stop. Terbukti setelah sesi pertama di Pantai bersama Coach Blair beberapa hari yang lalu para Pemain jadi ketagihan dan sering mengisi waktu kosong mereka untuk berendam di Pantai.
"Semua pegal - pegal di kaki jadi hilang setelah berendam di laut! Meski dingin, tapi ternyata memang tokcer caranya Coach Blair", jelas Tony Agus yang langganan paling sering ke Pantai.
Selesai dari sesi di Pantai seluruh Tim segera kembali ke Hotel dan bergegas untuk bersiap - siap berangkat ke Pertandingan terakhir di Perth melawan Lakeside Lighting (Tim Semi pro di Perth yang tergabung dalam SBL).
Memasuki lapangan Lakeside Recreation Centre tempat di mana Pertandingan dilangsungkan, Nuvo CLS Knights segera disambut dengan sangat hangat oleh Tim Lakeside Lighting, sang Juara bertahan SBL. Melihat para Pemain Lighting memasuki lapangan untuk pemanasan, Andrie Ekayana secara spontan berseru, "di Australia ini apa gak ada Tim yg dihuni oleh pemain pendek - pendek ya?. Kok sepertinya lawan kita dari hari ke hari semakin tinggi besar?!".
Sambutan untuk Tim kami di Lakeside Recreation Centre agak berbeda dari kedua pertandingan sebelumnya, terkesan lebih hangat. Bahkan ada sekelompok murid - murid Sekolah dasar yang mengambil pelajaran Bahasa Indonesia datang menyambut kami dan berbincang - bincang dengan para Pemain. Ternyata menariknya Tim Lakeside Lighting & Lakeside Recreation Centre tersebut dikelola oleh sebuah Gereja di Perth, dan mereka sangat mencintai olahraga Bola Basket. Tidak tanggung - tanggung mereka membangun 4 lapangan Basket Indoor dengan standar kualitas tinggi, serta merekrut Asisten Coach Tim Perth Wildcats untuk menjadi Head Coach di Tim SBL mereka. Sejak didirikan pada tahun 1999, Lakeside Lighting sudah langganan menjadi Juara di SBL, serta selalu berhasil bercokol menjadi Tim yang paling disegani dari seluruh peserta SBL.
Saat pemanasan dimulai terlihat ada 3 pemain Lighting yang terlihat memiliki skill sangat menonjol di banding rekan-rekannya, yakni ; Ben Beran dan Luke Payne, dua Pemain Import dari Amerika, serta Kyle Armour seorang pemain lokal yang juga sedang menempa ilmu di Amerika.
Permainan dimulai dengan intensitas yang sangat tinggi, kedua Tim bertarung dengan sangat keras dan cepat. Semua penonton yang datang bahkan para Pelatih WBA yang selalu mendampingi CLS Knights, terkejut dengan permainan CLS Knights yang mampu mengimbangi sang Juara SBL dari awal Pertandingan. Tembakan - tembakan 3-Points Wijaya & Yayan dibalas 3 Points lagi oleh Luke Payne, Drive cantik oleh Dimaz tidak kalah dibalas oleh Kyle Armour, pertarungan antara Indrajaya dengan Ben Beran pun terus berlangsung keras. Alhasil, saat Halftime Nuvo CLS Knights hanya tertinggal 45 - 48 dari Lighting. Para pendukung fanatik Lighting yang dari awal Pertandingan sangat bersemangat meneriakkan suaranya untuk Tim kesayangan mereka, akhirnya terdiam seraya tidak bisa percaya ada tim dari Indonesia yang mampu mengimbangi Lighting.
Namun sayang pertempuran seru tersebut tidak berlanjut ketika memasuki kuarter 3. Para pemain CLS terlihat sangat berat untuk terus berlari, dan intensitas menurun drastis. Turnover demi Turnover pun terjadi di kubu Nuvo CLS Knights, semua itu segera dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Lighting. Di akhir kuarter 3, Nuvo CLS Knights harus menelan pil pahit lagi dengan marjin skor tertinggal 21 Poin dari Lighting.
Memasuki kuarter akhir, para Ke-satria kebanggaan kota Surabaya ini kembali berusaha keras untuk memberikan perlawanan. Freddy Chen, pemain yang selama ini lebih sering menjadi cadangan tiba - tiba meledak dan beraksi dengan sangat indah. Dalam waktu 3 menit di kuarter 4, Freddy sudah berhasil membukukan 6 Points. Freddy pemain asal kota Medan dengan postur yang kurus pun, tanpa menunjukan rasa takut bertarung keras dengan sang raksasa dari Amerika, Ben Beran. Di akhir pertandingan Freddy Chen berhasil membukukan 10 Points dan 5 Rebounds. CLS Knights akhirnya menyerah dari Lakeside Lighting dengan skor akhir 99 - 77.
" Pertandingan ini sudah membuktikan kalian sangat meningkat secara level permainan Basket dari sejak pertama kalian datang ke Perth. Namun Permainan Basket juga membutuhkan kondisi yang Fit. Kalian terlihat lelah di kuarter ketiga, dan banyak melakukan kesalahan. Hal tersebut pasti akan sangat mudah dimanfaatkan oleh Tim kuat sekelas Lighting, dan kami warga Perth tahu seberapa kuat Tim Lighting ini.
Kondisi yang Fit bukan hanya berarti tubuh yang kuat, tapi bagaimana kalian mampu melawan kondisi tubuh kalian saat letih dan terus berjuang sampai akhir!
Secara pribadi saya sangat bangga melihat perkembangan kalian ", tegas Coach Jason, asisten pelatih Tim WBA yang setia mendampingi CLS Knights di Perth.