About Us

Kamis, 27 Oktober 2011

Unggul Pengalaman & Mental

 


CLS Knights Jr Beri Pelajaran Berharga Untuk Tim DBL All-Star 2011

Para pemain binaan CLS Knights (Junior) mendapatkan kesempatan berharga menjajal kekuatan tim DBL All-Star 2011 kemarin alam di DBL Arena.  Ajang itu merupakan laga pemanasan bagi tim DBL All-star 2011 sebelum terbang ke Seatle, USA dan melakoni laga internasional melawan Gold Coast Scoody All-Star (Australia).

Skuad CLS Knights Junior sendiri di perkuat oleh pemain-pemain rekrutan dari berbagai daerah untuk mendapatkan pembinaan dan di persiapkan untuk menjadi pemain Profesional di tahun-tahun mendatang.  Wisnu Saputra,  Ade, Yong Jun, Kevin Sarchan, Andrian Bintoro, dan Arif Hidayat.  Di lengkapi dengan 4  pemain IPH Surabaya(Juara Nasional Pop-Mie Basketball 2011) yakni : Ardi Li, Bryant Enchance, A. Rizal, dan Kristianto halim. Dan 2 pemain yang akan naik ke level NBL Indonesia, Herman Lo dan Ernest Koswara.

Pertandingan tadi berjalan cukup sengit di awal-awal laga.  Anak-anak DBL All-star dapat mengimbangi permainan yang di peragakan oleh anak-anak besutan Coach Wahyu Budi.  Terlihat, anak-anak CLS Knights Jr masih sering melakukan turnover dan demam panggung, banyak sekali kesalahan-kesalahan dasar yang seharusnya tidak terjadi.  Alhasil, Quarter 1 di tutup dengan skor 19-15 untuk keunggulan CLS Knights Jr.  

Memasuki Quarter 2 sampai akhir pertandingan, gantian anak-anak DBL All-Star yang kesulitan untuk meladeni permainan Wisnu dkk.   Permainan tim besutan Sri Ko Padma ini tidak berkembang, para pemain terlihat tertekan dengan agresifitas pemain-peman potensial dari CLS Knights Jr.  Akhirnya tim DBL All-Star harus menyerah dengan skor cukup jauh 87-50.  Malam itu, Wisnu Saputra menjadi bintang bagi CLS Knights Jr dengan perolehan 24 poin.

Secara kualitas skill permainan sebenarnya sama saja, cuman anak-anak DBL All-Star kurang pengalaman dan mentalnya belum kuat.  Anak-anak CLS Knights Jr mentalnya lebih siap malam ini,” Pendapat Jeffry Bong yang menyaksikan laga ini.

Di lain sisi, pelatih tim putra DBL All-Star Putra Aditya mengatakan, Pertandingan malam ini sangat bermanfaat untuk para pemainnya.  Kita bisa belajar banyak dari pemain-pemain CLS Knights Jr terutama para Bigman-nya.  Pemain CLS Knights Jr punya potensi hebat untuk menjadi pemain besar, paling menarik perhatian malam ini mungkin Wisnu Saputra.

Kemenangan kali ini bukan sesuatu yang spesial bagi para pemain CLS Knights Jr.  Ernest dan Herman sama-sama mengungkapkan, permainan malam ini tidak terlalu bagus, masih banyak kurangnya, apalagi turnovernya banyak, defense gampang di tembus. Ini yang harus di perbaiki oleh tim kita.  Pertandingan kali ini bermanfaat sekali.

Herman “Wewe” Lo sendiri mengapresiasikan permainan tim DBL All-star, “ Mereka semua punya potensi bagus terlebih pemain nomor punggung 15 (Juan Laurent) dan 6 (Jimmy Renata Lie), cuman perlu nambah jam terbang aja, ya dengan adanya DBL ke Amerika,, mereka bisa belajar dan menambah wawasan di level basket internasional. Itu sudah cukup”.


Senin, 24 Oktober 2011

Memberikan Yang Terbaik Untuk Indonesia



 http://nblindonesia.com/v1/photogallery/large/1076/20111009230952-Timnas-Indon.jpg
Dwi Haryoko : Satu-satunya Pemain CLS Knights di Timnas Indonesia Dalam SeaGames 2011

CLS Knights boleh berbangga kepada seorang Dwi Haryoko.  Pemuda kelahiran Purwokerto ini merupakan satu-satunya pemain CLS Knights yang berhasil menembus tim nasional Indonesia di ajang SeaGames 2011.  Bersama dengan 11 pemain lainnya, Dwi Haryoko akan berjuang untuk membawa nama Indonesia di ajang SeaGames 2011 di Jakarta.

Pemain yang berposisi PF (Power Foward) ini mencuri perhatian di NBL Indonesia musim lalu, kemampuan dan skill yang di milikinya berada di atas rata-rata para pemain yang ada di posisinya.  Bermain sebagai seorang Bigman, Dwi juga memiliki kemampuan sebagai seorang Guard lewat kemampuan tembakan jarak jauh dan penetrasi-penetrasi ke bawah ring.  Kemampuannya itulah yang memikat tim pelatih Indonesia yang di pimpin oleh Rastafari Horongbala.  

Sebenarnya ada dua pemain CLS Knights lagi yang mengikuti seleksi untuk Tim Nasional Indonesia, yakni Sandy Kusuma dan Febri Utomo. Sayang Sandy harus terpental di Seleksi tahap pertama(dari 24 Pemain ke 18 Pemain), dan Febri di Seleksi tahap kedua(dari 18 Pemain ke 15 pemain). Sehingga hanya menyisahkan Dwi Haryoko seorang di timnas Indonesia yang berasal dari tim Kebanggaan kota Surabaya itu.

Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang di dapat oleh Dwi ketika menjalani program-program latihan timnas di Jakarta.  Apalagi program latihan timnas tahun ini memang gila-gilaan, dari menghadirkan penasehat Teknis dari Australia, TC di Australia sebanyak 2x, Try-Out di Pilipina, dan Mengikuti turnamen Fiba Asia di China beberapa waktu lalu.  Salah satunya ketika mengikuti turnamen Fiba Asia di China lalu, saat itu seolah-olah membuka mata hati saya, bahwa di luar sana masih banyak yang lebih jago dan besar dari saya,” Curhat Dwi (Sapaan Akrab Dwi Haryoko).

Bagaimana dengan Peluang Indonesia di Sea Games mendatang?, Dwi mengutarakan bahwa, peta persaingan dengan negara-negara lain masih tidak bisa terbaca.  Malaysia mungkin akan menganti melakukan penambahan beberapa pemain, Singapore cukup kuat, sedangkan Pilipina masih belum ada kejelasan mengenai pemain yang akan di turunkan, masih simpang siur antara tim mahasiswa atau profesional-Nya. Singapore, Malaysia, dan Pilipina pernah berjumpa dengan Indonesia di dalam turnamen Seaba di Jakarta lalu, saat ini Indonesia Finish di urutan kedua(di bawa Pilipina).  Malahan, yang bahaya adalah Thailand, kita belum pernah berjumpa dengan negara itu di turnamen-turnamen yang selama ini ikuti. 

“Sekarang tergantung dari diri kita saja bagaimana untuk menghadapi lawan-lawan di Sea-games nanti.  Mohon dukungan dari teman-teman semua yah, agar kami dapat memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” Ujar Dwi haryoko tentang peluang Indonesia di SeaGames 2011.

Peningkatan Skill Pemain Bench (Cadangan)

 


Salah Satu Kunci Sukses CLS Knights di Turnamen Pre-Season NBL Indonesia 2011


Rekor sempurna tanpa terkalahkan di raih CLS Knights di turnamen Pre-Season NBL Indonesia 2011.Gelar juara pertama kali dalam sejarah bola basket Indonesia pun di gapai oleh Indrajaya dkk.  Hasil Itu, tentu di capai dengan usaha dan kerja keras dari seluruh elemen di kubu CLS Knights.  Meski harus di tinggal oleh pelatih di akhir musim lalu, toh tidak membuat kekuatan pasukan kebanggaan kota Surabaya ini mengendor. 

 Bahkan, di tangan Pelatih penerus yakni Risdianto Roeslan, banyak sisi positif yang terlihat menonjol di CLS Knights.  Apalagi Pelatih Kelahiran Kediri ini, telah mempersembahkan 2 gelar jura bagi CLS Knights, Pertama di World Challenge 2011, dan Turnamen Pre-Season NBL Indonesia 2011.

Ada 1(satu) hal yang paling menonjol dari CLS Knights musim ini ketika di tangani oleh Risdianto Roeslan sebagai pengganti W. Amran yang hijrah ke Garuda, yakni Peningkatan skill para pemain bench (cadangan).  Terlihat selama turnamen Pre-Season dari awal babak penyisihan sampai final, ke-12 pemain CLS Knights masing-masing kerap menunjukan peforma yang bagus, antara pemain inti dan cadangan hampir merata kontribusinya. 
Hebatnya lagi, beberapa pemain yang musim lalu jarang mendapat kesempatan bermain, malah tampil gila-gilaan di turnamen Pre-season tahun ini.  

 Lihat saja Jeffry Bong yang musim lalu lebih sering duduk di bangku cadangan, selalu tampil konsisten dan memberikan kontribusi lewat defense dan 3-points andalan-Nya.  Begitu halnya dengan Freddy Chen yang bertugas untuk mengisi posisi yang di tinggalkan Dwi Haryoko (Timnas Indonesia) bersama Herman Lo (Rookie).  Kedua pemain asal Siantar(Sumatra Utara), bermain cukup gemirlang di turnamen Pre-Season kali ini.  Berbeda jika melihat track record di musim lalu, minute play Freddy sangat sedikit sekali.  

Kuncinya adalah harus berani memberikan kesempatan kepada seluruh pemain dan saya percaya mereka bisa.  Kesempatan dikit, saya langsung merotasi pemain.  Ini kan sesuatu hal yang baik untuk kedepannya bagi tim,” tanggapan Head Coach Risdianto Roeslan.

Bangkitnya Para Pemain Senior

Selain itu, turnamen Pre-Season ini juga di jadikan ajang bangkitnya salah satu pemain senior CLS Knights yakni Andrie “Yayan” Ekayana.  Musim lalu, Yayan harus terpuruk dengan cidera lutut yang di derita-nya.  Meskipun tidak kembali 100 persen seperti dulu, penampilan Yayan kali ini sudah bisa di katakan sangat bagus.  Kali ini Yayan hadir bukan sebagai senjata utama bagi tim, tapi sebagai seorang leader bagi tim yang terus menjaga kestabilan mental rekan-rekan di dalam lapangan.  

Begitu juga halnya dengan Hendry “Jrink” Sudjana, pemain senior yang musim ini baru di Trade dari Aspac jakarta menunjukan peforma yang baik.  Meski tampil sebagai pelapis Dimaz di posisi PG, Jrink selalu tampil stabil dari tiap pertandingan ke pertandingan selanjutnya, terutama dalam mengatur pola permainan tim selayaknya tugas seorang Point Guard.  Karakter utama Jrink adalah ketenangan dia di dalam lapangan dan kepandaiannya membaca pola permainan lawan.

Peningkatan skill para pemain dan bangkitnya para pemain senior membuat peta persaingan internal di kubu CLS Knights makin bagus.  Seluruh pemain tentu bersaing secara sehat untuk mendapatkan kepercayaan dari para pelatih.  Pemerataan  antara pemain inti dan cadangan setidaknya meringankan tugas tim pelatih untuk meracik strategi di lapangan.  Dan tentu ini merupakan senjata utama CLS Knights mengejar Juara di Reguler Season NBL Indonesia 2011/2012.


Sabtu, 08 Oktober 2011

Paling Minim Kemasukan, Paling Maksimal Memasukan




Raihan Sang Juara : CLS Knights di Turnamen Pre-Season NBL Indonesia 2011/2012

Sukses CLS Knights Surabaya menjadi juara dalam turnamen Pre-season NBL Indonesia 2011/2012, tidak lepas dari raihan Statistik tim ini.  Dari statistik yang ada seperti di lansir oleh NBLIndonesia.com, mempertegas bahwa tim yang bermarkas di kota Surabaya itu, sangat layak menjadi yang terbaik di NBL Indonesia 2011/2012.  Nuvo CLS Knights membuktikan sebagai tim yang memiliki pertahanan terbaik (total kemasukan : 307 poin) , begitu juga halnya dalam mencetak angka, Dimaz Muhhari dkk berada di peringkat pertama sebagai tim paling produktif dalam mengumpulkan poin (total : 447 poin).

Head Coach CLS Knights mengungkapkan, "Di setiap pertandingan saya selalu menyesuaikan dengan kondisi lawan, terutama dalam sistem defense.  Kami tidak pernah terpaku dalam 1 sistem defense saja.  Anak-anak melakukan tugasnya dengan maksimal di lapangan, itu poin penting-nya".  Tentu benar apa yang di katakan oleh Cak Risdi (Sapaan akrab Risdianto Roeslan selaku Head Coach CLS Knights), setiap pertandingan, CLS Knights menampilkan beragam strategi defense yang di terapkan dan berbeda-beda.  meski berbeda, anak-anak selalu siap menjalankan instruksi dari tim pelatih, terlebih mereka selalu hustle mengejar bola, dan menutup pergerakan lawan.

Salah satu sistem yang paling menonjol dari CLS Knights semenjak di pegang oleh Coach Risdi adalah sistem Zone Defense (2-3).  Sistem pertahanan ini cukup mujarab untuk mengamankan pertahanan Nuvo CLS Knights, itu terlihat ketika berhadapan dengan tim Stadium dan Garuda di babak semifinal.  "Sistem Zone ini membuat pola penyerangan lawan menjadi monoton dan gampang di tebak,"Alasan Risdianto menerapkan Zone Defense (2-3).




Selain Pertahanan yang paling kokoh, CLS Knights juga membukuhkan sebagai tim yang paling produktif dalam mencetak angka.  CLS Knights berada di peringkat pertama dengan torehan 447 poin atau 63,8 poin per pertandingan.  Unggul 17 angka dari peringkat kedua yakni Aspac (430 poin atau 61,4 per-pertandingan).

Pola penyerangan CLS Knights sebenarnya lebih banyak memanfaatkan kemampuan individu dari masing-masing pemain.  Agustinus  Indrajaya sang kapten menjadi momok pertahanan lawan di area bawah ring dan dengan kemampuan barunya yakni Medium jump-shoot menjadi pengumpul poin tertinggi dalam turnamen ini (58 poin). Jeffry Bong mentahbiskan diri sebagai shooter paling tajam di turnamen Pre-season kali ini dengan presentase tembakan 46.1 persen (13  kali masuk dalam 27 kali menembak).

Seluruh pemain menunjukan kontribusi penting dalam mendulang angka, seperti : Sandy, Yayan, Febri,dll punya peranan penting dalam mengantarkan CLS Knights menjadi Juara.  "Ini Efek latihan keras di Australia kemarin," Ungkap Jeffry dengan rendah hati.




Rabu, 05 Oktober 2011

Tipikal Pelatih Modern, Dapat Mental Juara dari Satria Muda


 

Risdianto Roeslan, Sukses Berikan Dua Gelar bagi CLS Knights Tahun Ini

Awalnya tak banyak yang mengenal pelatih CLS Knights Surabaya Risdianto Roeslan di kancah level tertinggi basket nasional. Namun, berkat kesuksesan mempersembahkan dua gelar tahun ini, nama pelatih kelahiran Kediri tersebut langsung melesat. (AINUR ROHMAN, Malang)

SAAT Risdianto Roeslan mengambil tampuk pelatih kepala dari pelatih Wan Amran, banyak pihak yang meragukan kemampuannya. Banyak faktor yang melandasi. Salah satu di antaranya, jam terbang Risdi –sapaan karib Risdianto– yang amat minim.

Namun, meraih dua gelar dalam setahun menghapus kesangsian orang kepada pelatih kelahiran 8 November 1971 itu. Risdi mempersembahkan trofi pertama bagi CLS pada ajang World Challenge 2011 di Surabaya Mei lalu. Kemudian, bapak dua anak itu mengantarkan CLS menjadi juara Flexi NBL Indonesia Preseason Tournament 2011. Dua gelar itu merupakan raihan profesional pertama CLS setidaknya dalam 20 tahun terakhir.

Melatih CLS Knights Surabaya merupakan pengalaman pertama pria kelahiran Kediri tersebut menjadi head coach. Tidak tanggung-tanggung, dia langsung menukangi tim yang sukses besar di NBL Indonesia musim lalu itu.

Apalagi, dia menggantikan pelatih yang punya nama besar di Indonesia, Wan Amran. Lewat tangan dingin Amran, yang sekarang pindah ke Garuda Flexi Bandung, CLS mampu mencatat sejarah. Yakni, dua kali menjadi runnerup pada ajang NBL Indonesia Preseason Tournament 2010 dan Championship Series NBL Indonesia. Dalam dua partai puncak itu, CLS dua kali dikandaskan Satria Muda (SM) Britama Jakarta.

Risdi sendiri baru bergabung dengan CLS Knights tengah musim lalu. Saat itu dia menjadi asisten Amran bersama Erwin Triono.

’’Wah, saya selama ini hanya pelatih kampusan,’’ kata Risdi merendah saat ditemui setelah CLS mengalahkan Aspac Jakarta pada Minggu lalu (2/10). Risdi selama ini kondang menjadi pelatih Universitas Gadjah Mada (UGM) di ajang Liga Bola Basket Mahasiswa Nasional (Libamanas). Dia membesut tim tersebut sejak 1997.

’’Mungkin sampai seumur hidup. Sampai sekarang, kalau ke Jogja, saya juga masih disuruh melatih,’’ ujar Risdi, lantas tertawa lebar.

Namun, pengalaman besar dia peroleh saat menjadi asisten pelatih Satria Muda (SM) Britama Jakarta Fictor Gideon Roring medio 2004 hingga 2008. Dia ikut andil membantu SM menjadi juara IBL tiga kali, yakni 2004, 2007, dan 2008. Di tim sesukses SM itulah, Risdi mendapat mentalitas juara. Saat ini dia berusaha menyuntikkan semangat pemenang itu kepada Agustinus Indrajaya dkk.

’’Saya berusaha menularkan apa yang saya peroleh kepada anak-anak,’’ ujarnya.
Pada musim reguler mendatang, tugas berat menanti Risdi. Sebab, tim-tim pesaing tentu akan berbenah. Apalagi, bintang yang absen di turnamen pramusim karena ikut pemusatan latihan nasional (pelatnas) Proyeksi SEA Games XXVI akan turun.

’’Yang pasti akan seru. Kami juga akan mengevaluasi kekurangan tim ini. Terutama kualitas defense dan mentalitas pemain,’’ tegasnya.

Sementara itu, para pemain juga nyaman atas metode kepelatihan yang diterapkan Risdi. Shooting guard Sandy Febiansyakh menyebut gaya kepelatihan Risdi sangat modern. Suami Diah Deasy Harlina itu, sebut Sandy, juga merupakan pribadi yang terbuka kepada pemain.
’’Latihannya simpel basket banget. Soal latihan, Cak Risdi lebih nyantai. Dia tipe pelatih yang suka mengajar dengan teori panjang dan sangat detail. Sebab, dia tidak mau terjadi kesalahan yang berulang. Di lapangan dia tidak banyak marah. Dia banyak memberikan motivasi agar kami bisa lebih nyaman bermain,’’ ucap Keceng –panggilan Sandy. (*/c4/diq)

Source by Jawa Pos Group

Istri-Pacar Pemain Kompak, Berkah Jas Pinjaman Mertua


Di Balik Gelar Juara CLS Knights Surabaya 

Sejarah besar bagi CLS Knights Surabaya. Gelar Flexi National Basketball League (NBL) Indonesia Preseason Tournament 2011 merupakan raihan pertama di kasta tertinggi basket nasional. Banyak cerita menarik di baliknya. (AINUR ROHMAN, Malang) 

SAAT buzzer berbunyi, tanda pertandingan usai, pemain CLS Knights Surabaya berhamburan. Mereka berteriak, berpelukan, dan bersorak kegirangan. Kemenangan atas Aspac Jakarta di final Flexi National Basketball League (NBL) Indonesia Preseason Tournament 2011 membuat pemain, pelatih, dan ofisial seakan lupa daratan.

Managing Partner CLS Knights Christopher Tanuwidjaya mungkin adalah orang yang paling gembira. Dia tertawa lebar saat pemain mengangkatnya tinggi-tinggi, bahkan sambil digerojok air minum kemasan.

Gelar tersebut tentu sangat berarti. Sebab, tahun ini performa CLS sedang bagus-bagusnya. Sebelumnya, pada Mei lalu, mereka menjuarai World Challenge 2011 di Surabaya. Itulah gelar profesional pertama bagi CLS dalam setidaknya 20 tahun terakhir.

Sebelumnya, pada level tertinggi basket nasional, CLS dianggap bukan siapa-siapa. Bahkan, pada kompetisi sebelumnya, Indonesia Basketball League (IBL) 2007, CLS menempati peringkat ke sembilan dengan sepuluh peserta liga. Baru setelah manajemen baru masuk dan membawa perubahan fundamental, prestasi CLS terkerek. Mereka menjadi langganan final four.

Pada tahun lalu, saat musim perdana NBL Indonesia diputar, CLS langsung tancap gas. Mereka nyaris juara dengan menjadi finalis preseason tournament dan championship series. Agustinus Indrajaya dkk dua kali kandas oleh Satria Muda (SM) Britama Jakarta.

’’Tahun lalu, pialanya kurang bagus. Tetapi, saya lihat tahun ini desainnya bagus. Karena itu, kami mati-matian memperebutkannya,’’ kata Christopher di ruang ganti pemain lantas tertawa lebar.

’’Mungkin ini gara-gara mertua saya, Sunarto Humardani, meminjami sepatu dan jas sehingga CLS bisa menang,’’ lanjutnya sambil tertawa.

Christopher pantas gembira. Skuad CLS menunjukkan kekuatan mental yang besar untuk merebut gelar. Banyak faktor yang membuat tim kebanggaan Surabaya itu bersinar.
Salah satunya adalah rasa kekeluargaan yang ditunjukkan pemain beserta pacar dan istri mereka. Pada final kemarin, pacar Dimaz Muharri, Tony Agus, Agustinus Indrajaya, dan Wijaya Saputra berkumpul di arena untuk melihat perjuangan pasangan mereka. Ada pula istri Rachmad Febri Utomo dan Andrie Ekayana.

Istri Christopher, Sherly Humardani, mengatakan, dampak kehadiran pacar dan istri pemain sangat besar dalam kemenangan CLS ini. ’’Di belakang suami yang hebat, tentu ada istri yang hebat juga. Kami sering berkumpul bersama untuk memberikan dukungan,’’ terang mantan pemain basket nasional putri tersebut.

Hampir tiap hari, dalam turnamen ini, Sherly tak pernah putus menonton laga-laga CLS.
Pelatih Risdianto Roeslan mengatakan, kemenangan itu menjadi modal yang sangat berharga menjelang seri reguler mendatang. Pria kelahiran Kediri, 8 November 1971, tersebut mantap bahwa CLS akan bisa berbicara banyak.

’’Kami akan terus lakukan evaluasi agar terus mendapatkan yang terbaik,’’ tegasnya.
’’Sekarang mungkin yang bisa mengalahkan CLS hanya CLS sendiri,’’ timpal Christopher.
Risdi –sapaan karib Risdianto Roeslan– memang sempat diragukan. Sebab, dia menggantikan pelatih sebelumnya, Wan Amran, yang sukses membangun tim. (*/c8/diq)

Source : Jawa Pos Group

Nuvo CLS Knights Juara Preseason 2011-2012





Gelar Pertama, Sapu Bersih Kemenangan dan JUARA !!! 
Seluruh Punggawa Nuvo CLS Knights meluapkan kegembiran pada malam itu (Minggu, 2 Oktober 2011), baik itu jajaran Manajemen, Pelatih, dan bahkan para pemain.  Begitu tanda bel selesai pertandingan berbunyi, seluruh pemain Nuvo CLS Knights meluapkan kegembiraan dengan melemparkan Jersey yang mereka pakai kepada para penonton.  Begitu juga halnya tim manajemen yang bersorak-sorai melampiaskan rasa kegembiraan yang luar biasa.  Tidak lupa, Managing Partner Nuvo CLS Knights, Christopher Tanuwidjaja ketimban Air kemasan yang di siram oleh para pemain-nya. 

Yah, Malam itu Nuvo CLS Knights baru saja mengukir Sejarah di pentas NBL Indonesia (Liga Profesional Basket Indonesia) dengan berhasil menjuarai turnamen Pre-season di musim 2011-2012 setelah mengalahkan Aspac Jakarta di partai puncak (final) dengan skor 59-50.  

"Saya sudah yakin sebelum pertandingan pasti bisa mengalahkan Aspac, Kita tim pelatih sudah yakin pola kita menang punya," Ujar Andre Yuwadi Asisten Coach Nuvo CLS Knights yang pernah menimba ilmu kepelatihan di negara China.

Spesialnya, ini merupakan gelar pertama di ajang liga profesional tertinggi di Indonesia.  Dan gelar kedua, dimana sebelumnya tim besutan Risdianto Roeslan ini berhasil menjuarai sebuah turnamen Internasional di bulam Mei lalu.

Gelar tersebut tentu sangat memberikan arti sendiri bagi Nuvo CLS Knights.  Apalagi dalam perjalananya di turnamen Preseason ini, tim kebanggaan Kota Surabaya ini belum terkalahkan alias Sapu bersih kemenangan mulai dari babak penyisihan Grup sampai dengan final game.  Pelita Jaya (61-57), Stadium (55-38), Muba Hangtuah (67-44), Satya Wacana (72-34), dan Pasific (73-40) menjadi korban ketangguhan Nuvo CLS Knights di babak penyisihan Grup. 

Di babak Semifinal, Nuvo CLS Knights berhasil mengandaskan tim besutan W. Amran, Garuda Bandung (60-44).  Ini kedua kalinya Garuda Bandung harus kandas di tangan tim asal Surabaya ini,  sebelumnya dalam Champioship Series musim lalu, Garuda juga menelan kekalahan dari Nuvo CLS Knights di babak pertama.

Selanjutnya, di partai puncak Nuvo CLS Knights berhasil mengalahkan tim kuat Aspac Jakarta.  Kunci kemenangan itu terletak pada mental juara dalam diri Indrajaya dkk.  Mereka berhasil melewati tekanan dan bermain lebih tenang.  Kemenangan atas Aspac Malam itu, langsung membukuhkan Nuvo CLS Knights sebagai Juara dalam turnamen Preseason NBL Indonesia musim 2011-2012.  " Ini Gelar saya yang kedua kali dalam liga basket Indonesia," Ujar Febri Utomo yang malam itu mendulang 13 poin untuk Nuvo CLS Knights.

Ini Modal baik bagi anak-anak untuk menyambut seri reguler, Gelar juara ini setidaknya mengangkat mentalitas bertandung tim-nya. Kita akan terus melakukan evaluasi agar terus mendapatkan yang terbaik," Pendapat Risdianto yang di lansir oleh situs NBLIndonesia.com.

Tidak lupa, gelar juara ini di persembahkan untuk seluruh jajaran yang selalu setia mendukung Nuvo CLS Knights mulai dari Sponsor, Fans(Knights Society), Family, dan masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan satu per satu.  Tidak lupa, ini untuk Kota Surabaya tercinta.

Go Knights!..BEL1EVE..

Hasil Pertandingan Turnamen Preseason NBL Indonesia 2011-2012 :

Penyisihan Grup B:
Nuvo CLS Knights (55) vs (38) Stadium
Top Leader : Poin (Tony Agus 11, Indrajaya 10), Rebound (Wijaya 8, Indrajaya 7)

Nuvo CLS Knights (61) vs (57) Pelitajaya
Top Leader : Poin (Jeffry Bong 14, Indrajaya 9), Rebound (Dimaz 8, Indrajaya 8), Steal (Yayan 3)

Nuvo CLS Knights (67) vs (44) Muba Hangtuah
Top Leader : Poin (Jeffry Bong 14, Indrajaya 9), Rebound (Dimaz 8, Indrajaya 8), Steal (Indrajaya 4)

Nuvo CLS Knights (72) vs (34) Satya Wacana

Top Leader : Poin (Herman 13, Jeffry 11), Rebound (Wijaya 9, Tony 6), Assist (Dimaz 6)

Nuvo CLS Knights (73) vs (40) Pasific

Top Leader : Poin (Wijaya 16,Yayan &Jeffry 13), Rebound (Wijaya 8, Indrajaya 6), Assist (Herman &Freddy 3)


Semifinal :
Nuvo CLS Knights (60) vs (44) Garuda Bandung

Top Leader : Poin (Sandy 12,Yayan 11), Rebound (Indrajaya 8, Sandy &Freddy 4), Steal (Sandy &Dimaz 3)


Final :
Nuvo CLS Knights (59) vs (50) Aspac Jakarta

Top Leader : Poin (Sandy 15, Febri 13), Rebound (Indrajaya 7, Dimaz 6), Assist (Dimaz 4), Steal (Febri & Dimaz 4)