(Kiri : Bambang Susilo Selaku General manajer Nuvo CLS Knights. Kanan : Managing Patner Nuvo CLS Knights Christopher Tanuwidjaja)
Wawancara Singkat Dengan Christopher Tanuwidjaja Selaku Managing Patner “Nuvo CLS Knights”
Semenjak di pegang oleh manajemen Knights pada tahun 2008, Indrajaya dkk punya tradisi melakukan Try-out (Uji Coba) ke luar negeri. Pada tahun 2008, CLS Knights melakukan try-out ke Malaysia dan Singapura dalam rangkaian mengikuti turnamen kecil disana. Pada tahun 2009 ketika sukses masuk dalam jajaran 4 besar IBL( sekarang NBL Indonesia), pihak manajemen memberikan bonus jalan-jalan dan tentu saja try-out ke China-Hongkong.
Dan pada tahun ini, Manajemen kembali memberikan kesempatan kepada seluruh pemain untuk lebih membuka wawasan dan mendapatkan pengalaman di Negara Australia. Bekerja sama dengan World Basketball Academy Australia, Nuvo CLS Knights akan menjalani Latihan (TC) di Australia selama 10 hari dan akan mendapatkan kesempatan menjajal 3 tim semi-pro di Perth.
Menurut Managing Patner dari Nuvo CLS Knights Christopher Tanuwidjaja, selama menjalani try-out di luar negeri akan banyak sekali pengalaman-pengalaman berharga yang sangat berguna untuk seluruh pemain.
Berikut petikan wawancara singkat dengan Christopher Tanuwidjaja, mengenai Program Latihan (TC) di Perth, Australia selama 10 hari.
1. Nuvo CLS Knights akan menjalani latihan di Negara Australia dengan mengandeng WBA sebagai Advisor. Apa sebenarnya yang anda inginkan atau harapkan mengenai persiapan dari anak-anak menghadapi Program yang terkenal sangat berat tersebut ?
(Jawab) : Hal paling utama yang saya sendiri harapkan dari persiapan anak-anak ke Perth, Australia adalah “Mereka membawa kehausan untuk menjadi Juara ke Perth”. Karena program yang akan kita jalani tidak akan mudah, semua pasti akan berat di sana.
Tanpa keinginan yang besar untuk menjadi lebih baik dan menjadi juara, pasti akan sangat mudah menyerah nantinya dalam menghadapi program latihan di Perth bersama WBA (World Basketball Academy). Jadi untuk saya, yang paling utama itu kemauan yang besar untuk melawan diri sendiri dan untuk maju.
Selain itu, sudah pasti dari tim pelatih kita telah mempersiapkan program-program latihan untuk merekondisi fisik para pemain. Supaya mereka siap saat tiba di Perth menhadapi tantangan dari WBA. ( Nuvo CLS Knights sudah mulai berlatih pada hari jumat, 27 Mei pasca libur selama 4 hari setelah menjalani turnamen Internasional L.A Lights World Challenge 2011)
2. Selain berlatih di bawa pimpinan Andrew Vlahov dkk, apa saja yang akan di lakukan oleh Nuvo CLS Knights selama di Negeri kanguru (Australia) ?
(Jawab) : Untuk kegiatan yang sudah pasti, kami akan mendapatkan kesempatan melakukan ujicoba dengan 3 (tiga) tim semi-pro di kota Perth. 3 tim tersebut bermain di ajang SBL (state Basketball League) liga semi pro di kota Perth. Seperti Gold Coast kemaren yang datang ke Indonesia, mereka merupakan tim Semi pro di ajang ABA, kecuali James Harvey dan Pero yang bermain di ajang Profesional NBL Australia membela Gold Coast Blazer.
Untuk kegiatan lain-nya, kita tunggu untuk sampai disana lebih dahulu dan di diskusikan dengan tim dari WBA tentang kegiatan lain-nya. Sebenarnya, sudah ada undangan dari perkumpulan tim basket Indonesia untuk mengajak kita Bertanding, tapi kita akan mendiskusikannya terlebih dari oleh tim WBA.
3. Apa harapan anda untuk tim Nuvo CLS Knights selama menjalani Program di Australia?
(Jawab) : Yang pasti dengan semua perjalanan itu, tim kita akan menjadi makin solid dan dekat satu sama lain-nya. Selain itu, sangat penting untuk pemain-pemain merasakan atmosfir bertanding dengan tim-tim luar negeri, agar pandangan mereka tentang basket semakin berkembang. Dengan begitu kita mengharapkan mereka tidak pernah puas untuk terus belajar.
4. Selama membawa Nuvo CLS Knights melakukan Try-out ke berbagai Negara, apa ada pengalaman yang sangat berharga bagi anak-anak Nuvo CLS Knights?
(Jawab) : Ada!, ketika saya membawa anak-anak melakukan try-out di Hongkong dan China pada tahun 2009. Saat itu ketika berhadapan dengan salah satu tim junior dari peserta CBA (Chinese basketball association-Liga Profesional di China), para pemain kita di buat kesulitan oleh anak-anak muda.
Dimaz Muhari harus menerima kenyataan pahit, bahwa ada Point Guard (PG) dengan umur 14 tahun dengan tinggi 185cm dengan mudah mempersulit dan membuat Dimaz seperti baru belajar main-basket.
Hal-hal semacam itulah yang saya maksudnya untuk menambah pengalaman dan wawasan anak-anak di dunia luar. Akan sangat banyak sekali pengalaman berharga dari program-program try-out ke luar negeri.
5. Terakhir nih. Apa keinginan anda untuk perkembangan anak-anak Nuvo CLS Knights di waktu yang akan datang ?
(Jawab) : Sebagai seorang Knights, saya ingin anak-anak mendapatkan banyak sekali pelajaran dalam hidup mereka menjadi seorang atlit bola basket. Membuka mata mereka dan berusaha memacu diri untuk lebih maju dari apa yang telah mereka dapatkan.
Jadi yang terbaik di Indonesia aja tidaklah cukup, kalao bisa mereka harus Go Internasional. Kenapa tidak, jika memiliki tekad dan semangat ingin maju. Salah satu contoh, lihat saja Agnes monica lewat dunia Music. Toh, para pemain kita masih relatif muda.