About Us

Jumat, 20 April 2012

Turnamen Internasional : Sultan Azlan Shah Cup, Malaysia




Beda Level, Mencari Pengalaman
Beberapa pekan lalu, tepatnya pada tanggal 25 Maret-1 April 2012 tim asal Surabaya yakni CLS Knights baru saja berpartisipasi dalam sebuah turnamen Internasional yang bernama Sultan Azlan Shah Cup, yang berlangsung di kota Ipoh, Malaysia.  


CLS Knights merupakan satu-satunya tim wakil dari Indonesia, di ikuti oleh beberapa tim dari manca-negara seperti, Gold Coast Australia, Xia-Men China, FEU Filipina, Royal Thai Navy Thailand, Norman University Taiwan, Perak Selection Malaysia sebagai tuan rumah dan satu tim dari Singapura.

Berhubung, jadwal turnamen Sultan Azlan Shah Cup bersamaan dengan di bergulirnya NBL Indonesia musim 2011/2012, kesempatan untuk tampil di turnamen Internasional tersebut di berikan kepada para pemain Junior dari CLS Knights. 

Tim yang berangkat itu di isi oleh sederetan para atlit-atlit muda yang sedang mengikuti program pembinaan di CLS untuk di persiapkan menjadi atlit profesional kedepan-nya.  Selain itu, ada beberapa pemain tambahan yang berasal dari tim Mahasiswa ITHB (Juara Liga Mahasiswa 2011) seperti, Januar, Kaleb Ramot, dll.

Sultan Azlan Shah Cup ini mengunakan sistem Setengah Kompetisi, dimana di bagi menjadi 2 pool.  Tim CLS Jr sendiri berada satu pool dengan FEU Filipina, Xiamen China, dan Thailand.  Dari 3 pertandingan yang di jalananin di penyisihan grup, Wisnu dkk harus menelan 3 kekalahan.  Di game pembuka, tim Junior kita harus mengakui keunggulan pengalaman dari tim Thailand 75-81,  Kedua berhadapan dengan tim yang berasal dari negara yang merajai bola basket di Asean : Filipina 30-87 , dan terakhir dari tim Xiamen China 52-69Dan akhirnya Xiamen China berhasil menjuarai turnamen itu dengan mengalahkan FEU Filipina di partai puncak dengan skor 90-64.  Di peringkat ketiga ada Gold Coast Australia yang berhasil mengalahkan Norman University Taiwan 103-87 di perebutan tempat 3/4.

Harus di akui, bahwa level turnamen Internasional tersebut di peruntukan bagi tim senior kita, karena lawan-lawan yang ikut berpartisipasi memang selevel dengan tim-tim NBL, bahkan ada yang di atas rata-rata tim NBL.  Seperti, tim dari Malaysia yang mengunakan 2 pemain asing (Import),  Singapura yang menurunkan tim nasional-nya, dan Thailand yang memakai beberapa pemain nasional.  Sedangkan tim dari China dan Australia, menurunkan tim yang sama seperti L.A World Challenge 2011 lalu di Surabaya ditambah dengan beberapa pemain yang lebih bagus.

Lawan terberat yang di rasakan oleh para pemain di saat mengikuti turnamen itu adalah ketika berhadapan dengan tim asal Filipina.  Tim Filipina itu sebenarnya adalah kumpulan para pemain muda yang berlaga di kompetisi mahasiswa. “Fundamental mereka bagus sekali, dan mainnya keras,”pendapat Wisnu Saputra.  Tim CLS Knights Junior yang kali ini di arsiteki oleh Andre Yuwadi, berhasil mencuri 1 kemenangan ketika berhadapan dengan tim Singapura dengan skor 67-53 dalam perebutan posisi 7/8.  Kemenangan itu sangat mengembirakan para pemain, karena lawan yang di hadapi adalah kumpulan para pemain Nasional dari negara Singapura.

Keseluruhan, kemenangan atas Singapura dan perlawanan yang kuat kepada tim-tim lain itu sudah kebanggaan bagi tim CLS Junior.  Tujuan utama kita tentu mencari sebuah pengalaman berharga di ajang-ajang internasional.

“Pokok-nya banyak sekali pengalaman-pengalaman yang bisa di dapat dari Malaysia.  Salah satunya yang aku petik itu belajar untuk konsisten tiap pertandingan.  Karena aku merasa pada saat tanding kadang bagus, kadang jelek,” Kata Wisnu Saputra.  Konsisten itu butuh proses, jadi harus latihan yang giat dan bagus.  Terus satu lagi yang menjadi perhatian yaitu teknik fundamental basket yang sangat penting,” tambahnya.

Pemuda Asal Lombok dan Anak Polisi Bikin Kaget  5 Negara
Selama perlehatan turnamen Sultan Azhah Cup di Malaysia itu, seorang pemain dari CLS Knights Junior berhasil tampil luar biasa dengan mencetak 41points dalam 1 pertandingan.  Tepatnya, ketika berhadapan dengan tim asal Thailand Royal Thai Navy.  Dia adalah Wisnu Saputra, pemuda asal Lombok (NTT) itu berhasil berkali-kali menceploskan tembakan-tembakan 3pts ke pertahanan tim Thailand.

Pemain yang di besarkan dalam keluarga yang sangat dekat dengan dunia Militer, dimana Ayah dari Wisnu merupakan seorang Polisi. Sebelum memutuskan untuk fokus di dunia basket, Wisnu pernah mengikuti sebuah test Akpol (Akademi Polisi). Sehingga, malam itu seorang Wisnu membuat pusing tim Thailand yang saat itu di wakilkan oleh para pemain dari angkatan laut.  Seolah-olah para pemain tim Thailand itu di buat mabuk kepayang oleh seorang anak dari Polisi Indonesia.

Begitu berhadapan dengan FEU Filipina, pemuda dengan postur 175cm itu langsung menarik perhatian tim lawan.  Mulai dari awal sampai selesai pertandingan, Wisnu di Box-in-One.  Di jaga sangat ketat dan tidak di biarkan untuk berkembang.  Dalam game ketiga yang berjumpa dengan Xiamen China, kembali lagi Wisnu menjadi pendulang poin tertinggi untuk tim-nya.  Padahal lawan yang di hadapi memiliki postur tubuh yang lebih besar dan tinggi-tinggi.

Penampilan yang Spektakuler itu setidaknya telah membuat beberapa negara kaget luar biasa.  Gold Coast, FEU Filipina, dan Malaysia sedikit menunjukan ketertarikan mereka terhadap pemuda tersebut.

Mengenai peforma tersebut, Wisnu mengungkapkan “Saya tidak memikirkan berapa poin pun yang saya cetak untuk tim, bagi saya yang terpenting adalah tampil maksimal dan membawa tim untuk meraih kemenangan.  Itu saja!”. 

(rntj)


Kejadian Unik Ala Tim Pelatih “CLS Knights”


Risdianto Roeslan, Erwin Triono, dan Andre Yuwadi Punya Pengalaman di Championship Series Musim Lalu

Menghadapi tekanan dan beban yang sangat berat dalam Championship Series tentu saja bukan hanya di rasakan oleh para pemain, para tim pelatih pun merasakan hal yang sama atau bahkan lebih berat lagi.  Berbagai hal-hal kecil pun di siapkan oleh tim Pelatih guna untuk meraih hasil yang maksimal bagi tim-nya.  bukan hanya mempersiapkan, tim pelatih harus terus memikirkan hal-hal yang akan di lakukan di pertandingan-pertandingan selanjutnya.  Oleh karena itu sosok pelatih merupakan jendral bagi tim di lapangan maupun di luar lapangan.  Akan sangat banyak cerita-cerita menarik dari tim Pelatih yang terjadi  di dalam persiapan-persiapan menghadapi Championship Series.

Trio  pelatih CLS Knights Good Day : Risdianto Roeslan (Head Coach), Erwin Triono(Ass. Coach), dan Andre Yuwadi (Ass. Strenght &Condition Coach) punya pengalaman hebat tersendiri dalam persiapan mengarungi Championship Series NBL Indonesia musim lalu.  Berikut beberapa pengalaman menarik yang di alami oleh tim pelatih CLS Knights :

Kurang lebih seminggu sebelum berhadapan dengan Garuda Bandung di awal Champ Series, karena tekanan dan beban yang akan di hadapi, para tim pelatih itu seperti orang yang stress.  Karena tekanan itu tadi, berbagai kegiatan di luar melatih pun banyak yang di manfaatkan untuk melepaskan beban besar sesaat.  Banyak sekali kejadian-kejadian unik yang terjadi dalam perjalanan CLS Knights di Championship Series yang berhasil masuk final dan harus menyerah dengan Satria Muda di partai puncak itu.  Kejadian-kejadian ini antara percaya maupun tidak terjadi dengan sendirinya tanpa di sadari. 

Jas dan Hem Baru
Salah satunya adalah kesepakatan untuk membeli Jas dan hem baru dalam menjelang Championship Series.  Ide itu awalnya di kemukaan oleh Coach Risdianto Roeslan dan di tanggapi serius oleh rekan-rekannya. “ Kalo CLS menang lawan Garuda saya mau beli jas yang baru,” Ujar Cak Risdi.  Langsung saja di tanggapi oleh Coach Andre Yuwadi, “ boleh, minimal yang bagusan dikit, Merk Calvin Klein deh”. 

Begitu pada saat final, Cak Risdi mengunakan jas baru-nya, dan di pertandingan itu CLS harus meraih kekalahan di partai puncak.... “ Wah ini gara-gara jas baru deh, tau gitu pake jas lama saja biar beruntung seperti lawan Garuda dan Pelita jaya”, Keluh Coach Risdianto Roeslan.

Semir Sepatu
Selain itu, ada sebuah kejadian aneh lagi yang di alami oleh tim pelatih dari CLS Knights, yaitu mengenai fenomena Semir sepatu.  Kegiatan semir sepatu itu selalu di lakukan sebelum menjelang pertandingan dengan Garuda Bandung.  Awal mula-nya kegiatan semir sepatu itu di lakukan oleh Andre dan Cak Risdi.  Kemudian Coach Erwin dan Coach Amran juga minta tolong untuk menyemirkan sepatunya. 

Kegiatan itu kembali di lakukan pada saat berhadapan dengan Pelitajaya, Dan terbukti efek dari Semir sepatu tersebut sangat ampuh untuk mengantarkan CLS Knights ke partai puncak.  Kegiatan itu terus di lakukan sampai pada hari penentuan di partai final,  akan tetapi malam sebelum final itu Coach Andre tidak sempat untuk menyemir sepatu dari Coach Amran karena kesalahpahaman.  Sehingga pada hari H, tim CLS harus menelan kekalahan.  Sehingga efek “Semir Sepatu” tersebut di sangkut-sangkutkan... “ Wah Andre, ini gara-gara Gue belum semir sepatu,” Ungkap Coach Wan Amran menanggapi kekalahan tersebut.

ID Card
Sangking Stres dan tegangnya menghadapi pertandingan.  Coach Risdianto Roeslan yang pada saat itu bertugas sebagai Asisten Coach sampai-sampai harus tidur dengan tetap mengenakan Id Cardnya.  Bahkan ketika sebelum berhadapan dengan Garuda Bandung, Cak Risdi melakukan rutinitas untuk mengelus-elus Dasi yang dia kenakan pada saat mendampingi  CLS Knights Good Day.  Padahal dasi yang dia kenakan tersebut sudah rusak dan tidak layak untuk di kenakan.

Kembali mengenai ID Card, ID Card tersebut selalu di kenakan oleh setiap official dari tim di lapangan.  Ketika berhadapan dengan Garuda dan Pelita Jaya, Id Card tersebut tidak pernah lepas dari leher Coach Risdi.  Anehnya, pada saat pertandingan final, Cak Risdianto lupa mengenakan ID Card yang dia miliki, dan ternyata tanpa mengunakan ID Card itu kembali lagi di sangkut pautkan dengan kekalahan malam itu.  “ ID Cardnya saya taruh di kantung, tapi lupa di kenakan.  Mungkin karena pakai Jas baru ”, Ujar Coach Risdianto Roeslan.

Orang Mati dan Orang Kawin
Ketika sedang bertanding di Bali, Coach Wan Amran pernah mengungkapkan sesuatu kepada Asistennya, “ Gue kalo ketemu orang kawin, bawaannya sial aja.  Tapi, kalo ketemu orang mati pasti hokinya gede,”.  Entah mengapa pada malam pertandingan tersebut Kak Amran (sapaan akrab) menjumpai orang kawin dalam perjalanannya bersama tim sebelum ke lapangan pertandingan.  Dan akhirnya malam itu CLS Knights harus takluk dari Garuda di seri Bali sebelum Championship Series.

Hal yang sama terjadi juga dalam momen Championship Series di Surabaya.  Bedanya ketika perjalanan menuju DBL Arena (venue) untuk pertandingan pertama melawan Garuda, Coach Andre Yuwadi melihat bus yang mereka kenakan bersama pemain berpas-pasan dengan iringan jenazah.  Tanpa di sadari, dalam pertandingan tersebut tim CLS Knights berhasil menyingkirkan tim Garuda di Championship Series.

Selanjutnya, ketika berhadapan dengan Pelita jaya di semifinal, bus yang memuat rombongan tim CLS Knights bertemu dengan unsur orang mati.  Kali ini, dalam perjalanannya menuju DBL Arena bus tersebut melewati sebuah kuburan di kota Surabaya.  Padahal arah perjalanan menuju Venue tersebut berbeda dengan arah perjalanan biasa-nya.  kembali lagi efek bertemu orang mati tersebut menghasilkan kemenangan bagi Dimaz dkk.

Nah, begitu di partai puncak (final) hal berbeda pun terjadi.  Saat latihan pagi menjelang partai final, salah satu official dari CLS Knights membawa sebuah undangan pernikahan salah satu rekan-nya untuk di bagi-bagikan kepada para pemain.  Pada saat itu, Coach Andre Yuwadi menyadari mengenai efek Orang Kawin.  Oleh karena itu, pada perjalanan menuju Venue, coach Andre meminta untuk melewati jalur yang di lewati saat sebelum berhadapan dengan Pelitajaya agar melewati sebuah Kuburan biar sebagai penangkal.  Akan tetapi, hasilnya CLS Knights harus takluk terhadap Satria Muda di partai final itu.  Sekali lagi tanpa di sadari Mitos apa yang di katakan oleh Coach Amran itu terjadi. .. “Kurang manjur nih penangkalnya,” pendapat Andre Yuwadi. (rntj)

(Photo By Jawa Pos Group)

Kamis, 12 April 2012

Mimpi Buruk Usai



CLS Knights Good Day Sapu Bersih di Seri Penutupan Musim Reguler

Kota Jakarta menjadi venue penutupan Flexi NBL Indonesia untuk musim reguler 2011/2012.  Sebelumnya, perlehatan NBL Indonesia di selenggarakan di kota Surabaya yang di sebut-sebut sebagai Ibukota Basket Indonesia.  Dari kedua kota ini memiliki cerita berbeda dalam perjalanan tim CLS Knights Good Day Surabaya.
Di Surabaya, mimpi buruk menghampiri tim yang bermarkas di Jl. Kertajaya Indah itu.  

Dari enam pertandingan yang di jalanin, CLS harus menelan empat kekalahan dan hanya meraih 2 kemenangan.  Selama perjalanan di musim reguler NBL Indonesia 2011/2012,  Statistik mengatakan bahwa seri 5 (lima) di Surabaya adalah yang terburuk bagi Dimaz dkk.  Padahal, dengan dukungan fans yang luar biasa dan bermain di kandang sendiri seharusnya menjadi senjata tambahan untuk meraih hasil lebih baik lagi.

Berbeda dengan Surabaya, pencapaian di kota Jakarta jauh lebih memuaskan dan bahkan merupakan sebuah jawaban bahwa mimpi buruk di Surabaya telah usai.  Di seri penutupan musim reguler tersebut, CLS Knights Good Day tampil dengan gagah dan tanpa terkalahkan. 

“Kami membuktikan kepada semua orang meski sempat gagal di Surabaya, mimpi buruk itu tidak terulang lagi dan telah usai.  Kami siap bersaing kembali mengejar Juara”, Pendapat Agustinus Indrajaya selaku kapten dari CLS Knights Good Day.

Pasific, Satya Wacana, BSC Jakarta berhasil di kalahkan dengan perbedaan selisih yang cukup jauh.  Bahkan Dua tim yang pernah mengalahkan CLS di seri 1 lalu, Muba Hangtuah dan Stadium Jakarta juga di paksakan untuk bertekuk lutut. 

Kendati demikian, hasil sempurna di Jakarta tersebut tetap tidak membuat puas jajaran tim pelatih yang pimpin oleh Risdianto Roeslan atau Cak Risdi (Sapaan Akrab-nya).  “ Masih banyak yang perlu di benahi dari penampilan tim ini, guna menyambut seri yang paling berat yakni Championship Series.  Banyak hal-hal teknis yang perlu di benahi, salah satunya adalah Defense.  Selain itu, Mental juga menjadi perhatian khusus bagi saya.  Anak-anak ketika unggul, mulai kehilangan fokus di lapangan.  Hal-hal kecil tersebut akan sangat fatal”, pendapat-Nya.

Selama seri di Jakarta itu,  beberapa pemain juga menunjukan peforma yang meningkat.  Seperti Agustinus Indrajaya yang beberapa pertandingan menjadi lumbung poin bagi CLS Knights dan sosok yang sangat tangguh di area pertahanan.  Bukan hanya itu, penampilan menawan dari Indra juga di sertai dengan dua kali aksi Slam dunk ketika berhadapan dengan Satya Wacana dan Pasific. 

Beberapa pemain juga bermain cukup baik selama seri di Jakarta, seperti Wijaya Saputra di lewat tembakan-tembakan jarak jauhnya, Dimaz Muhari dengan kemampuan mencuri bola dan memberikan umpan kepada rekannya, dan lain sebagainya.  Penampilan di Jakarta tersebut juga di manfaatkan untuk lebih banyak melakukan rotasi dan memberi kesempatan kepada pemain-pemain yang jarang mendapatkan waktu bermain. 

Hasil positif di Jakarta membuat kepercayaan diri para pemain kembali meningkat.   Tapi itu tidak akan membuat kami berbangga diri dan sombong.  Kami (CLS Knights Good Day) akan terus berusaha dan bekerja keras dalam mempersiapkan diri di Championship Series dua pekan kemudian.  Semoga apa yang kami inginkan dapat tercapai, yaitu Juara.  #BEL1EVE

(Photo By NBLIndonesia.com)

Hasil Seri VI NBL Indonesia 2011/2012 di Jakarta :
Game 1 : CLS Knights Good Day vs Muba Hangtuah 56-53
Game 2 : CLS Knights Good Day vs Stadium 73-65
Game 3 : CLS Knights Good Day vs Pasific Surabaya 85-39
Game 4 : CLS Knights Good Day vs Satya Wacana 73-38
Game 5 : CLS Knights Good Day vs BSC Jakarta 67-32

Rabu, 11 April 2012

Hasil Rekomendasi dan Riset di NBL Indonesia



Dimaz dan Sandy Jadi Brand Ambassador Produk “Piero”

Ada hal berbeda yang di alami oleh Dimaz dan Sandy dalam penampilannya di pentas basket profesional.  Khusus untuk musim 2011/2012 ini, Dua pemain yang di besarkan oleh CLS Knights Good Day tersebut, melekat sebuah brand produk lokal Indonesia di kaki mereka.   Dua pemain yang memang mencuri perhatian di NBL Indonesia musim pertama.  Dimaz merupakan salah satu Point Guard terbaik yang di miliki Indonesia, sedangkan Sandy adalah pemain yang memiliki statistik bagus di CLS Knights Good Day.

Yup, Dua punggawa CLS Knights Good Day itu mendapat kesempatan menjadi Brand Ambassador produk olahraga bernama Piero.  Produk asli Indonesia yang sedang naik daun itu, tidak tanggung-tanggung membuat dua gimmick berbeda sekaligus.   Dua produk sepatu basket karya Piero langsung tercipta, yakni “Highflyer” untuk Dimaz Muhhari dan “Rapidfly” untuk Sandy Kusuma.

Menurut Andrian Riyadi selaku Owner dari Piero mengungkapkan, ”Proses pemilihan Brand Ambassador dilakukan dengan cara riset selama setahun di NBL Indonesia dan hasil rekomendasi dari berbagai pihak.  Kita pertama kali memilih Sandy, kemudian Dimaz juga bergabung”.

Pemilihan Sandy Kusuma alias Keceng(Sapaan Akrab-nya) di dasari atas raihan dia selama NBL Indonesia musim lalu.  Dia salah satu top skor dari CLS Knights dan paling pesat peningkatannya.  Sedangkan Dimaz Muhhari, dipilih karena memang dia pemain yang punya skill baik sebagai Point Guard.  Selain itu keuntungan-nya adalah dia punya banyak fans di Indonesia.

Dimaz Muhhari mengutarakan, “senang sekali mendapatkan kesempatan menjadi Brand Ambassador dari Piero.  Apalagi, produk yang gue pakai (Highflyer) nyaman, cocok, dan enak banget.  Untuk kualitas tidak kalah dengan produk-produk dari luar yang membanjiri Indonesia.  Kalian bisa lihat deh, dari segi desain aja udah istimewa sekali”.



Kerjasama dengan CLS Knights

Selain memilih 2 pemainnya, Piero juga bekerjasama dengan CLS Knights Good Day sebagai Official patner dalam penyediaan merchandise dan appareal seperti  jersey, sepatu, dan lain-lain.  Untuk tahun ini, produk dari Piero yang di jual untuk umum adalah jersey CLS Knights Good Day berbagai ukuran, dengan 3 warna sekaligus, Putih, Ungu, dan Hitam. 

Piero merupakan salah satu brand lokal Indonesia yang berasal dari Jawa Timur , dan memiliki jaringan di berbagai kota di tanah air seperti di Jakarta, Palembang, Malang, Jogjakarta, dan lain-lain.  Produk-produk dari Piero bisa langsung didapatkan di “Fisik Store” selaku retail dari Piero di kota-kota anda.

Untuk musim 2011/2012 ini, memang kami belum menyediakan merchandise dan appareal untuk di jual ke umum. Tapi, untuk kedepannya kami akan terus menyempurnakan kualitas dari berbagai produk.  Tunggu aja kabar baik dari Piero,”pesan dari owner Piero Bpk. Andrian.


(Photo By Piero Foot Wear)