Risdianto Roeslan, Erwin Triono, dan
Andre Yuwadi Punya Pengalaman di Championship Series Musim Lalu
Menghadapi
tekanan dan beban yang sangat berat dalam Championship Series tentu saja bukan
hanya di rasakan oleh para pemain, para tim pelatih pun merasakan hal yang sama
atau bahkan lebih berat lagi. Berbagai
hal-hal kecil pun di siapkan oleh tim Pelatih guna untuk meraih hasil yang
maksimal bagi tim-nya. bukan hanya
mempersiapkan, tim pelatih harus terus memikirkan hal-hal yang akan di lakukan
di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Oleh karena itu sosok pelatih merupakan jendral bagi tim di lapangan
maupun di luar lapangan. Akan sangat
banyak cerita-cerita menarik dari tim Pelatih yang terjadi di dalam persiapan-persiapan menghadapi
Championship Series.
Trio pelatih CLS Knights Good Day : Risdianto
Roeslan (Head Coach), Erwin Triono(Ass. Coach), dan Andre Yuwadi (Ass. Strenght
&Condition Coach) punya pengalaman hebat tersendiri dalam persiapan
mengarungi Championship Series NBL Indonesia musim lalu. Berikut beberapa pengalaman menarik yang di
alami oleh tim pelatih CLS Knights :
Kurang
lebih seminggu sebelum berhadapan dengan Garuda Bandung di awal Champ Series,
karena tekanan dan beban yang akan di hadapi, para tim pelatih itu seperti
orang yang stress. Karena tekanan itu
tadi, berbagai kegiatan di luar melatih pun banyak yang di manfaatkan untuk
melepaskan beban besar sesaat. Banyak
sekali kejadian-kejadian unik yang terjadi dalam perjalanan CLS Knights di
Championship Series yang berhasil masuk final dan harus menyerah dengan Satria
Muda di partai puncak itu.
Kejadian-kejadian ini antara percaya maupun tidak terjadi dengan
sendirinya tanpa di sadari.
Jas dan Hem Baru
Salah
satunya adalah kesepakatan untuk membeli Jas dan hem baru dalam menjelang
Championship Series. Ide itu awalnya di
kemukaan oleh Coach Risdianto Roeslan dan di tanggapi serius oleh
rekan-rekannya. “ Kalo CLS menang lawan Garuda saya mau beli jas yang baru,”
Ujar Cak Risdi. Langsung saja di
tanggapi oleh Coach Andre Yuwadi, “ boleh, minimal yang bagusan dikit, Merk
Calvin Klein deh”.
Begitu
pada saat final, Cak Risdi mengunakan jas baru-nya, dan di pertandingan itu CLS
harus meraih kekalahan di partai puncak.... “ Wah ini gara-gara jas baru deh,
tau gitu pake jas lama saja biar beruntung seperti lawan Garuda dan Pelita
jaya”, Keluh Coach Risdianto Roeslan.
Semir Sepatu
Selain
itu, ada sebuah kejadian aneh lagi yang di alami oleh tim pelatih dari CLS
Knights, yaitu mengenai fenomena Semir sepatu.
Kegiatan semir sepatu itu selalu di lakukan sebelum menjelang
pertandingan dengan Garuda Bandung. Awal
mula-nya kegiatan semir sepatu itu di lakukan oleh Andre dan Cak Risdi. Kemudian Coach Erwin dan Coach Amran juga
minta tolong untuk menyemirkan sepatunya.
Kegiatan
itu kembali di lakukan pada saat berhadapan dengan Pelitajaya, Dan terbukti
efek dari Semir sepatu tersebut sangat ampuh untuk mengantarkan CLS Knights ke
partai puncak. Kegiatan itu terus di
lakukan sampai pada hari penentuan di partai final, akan tetapi malam sebelum final itu Coach
Andre tidak sempat untuk menyemir sepatu dari Coach Amran karena
kesalahpahaman. Sehingga pada hari H,
tim CLS harus menelan kekalahan.
Sehingga efek “Semir Sepatu” tersebut di sangkut-sangkutkan... “ Wah
Andre, ini gara-gara Gue belum semir sepatu,” Ungkap Coach Wan Amran menanggapi
kekalahan tersebut.
ID Card
Sangking
Stres dan tegangnya menghadapi pertandingan.
Coach Risdianto Roeslan yang pada saat itu bertugas sebagai Asisten
Coach sampai-sampai harus tidur dengan tetap mengenakan Id Cardnya. Bahkan ketika sebelum berhadapan dengan
Garuda Bandung, Cak Risdi melakukan rutinitas untuk mengelus-elus Dasi yang dia
kenakan pada saat mendampingi CLS
Knights Good Day. Padahal dasi yang dia
kenakan tersebut sudah rusak dan tidak layak untuk di kenakan.
Kembali
mengenai ID Card, ID Card tersebut selalu di kenakan oleh setiap official dari
tim di lapangan. Ketika berhadapan
dengan Garuda dan Pelita Jaya, Id Card tersebut tidak pernah lepas dari leher
Coach Risdi. Anehnya, pada saat
pertandingan final, Cak Risdianto lupa mengenakan ID Card yang dia miliki, dan
ternyata tanpa mengunakan ID Card itu kembali lagi di sangkut pautkan dengan
kekalahan malam itu. “ ID Cardnya saya
taruh di kantung, tapi lupa di kenakan.
Mungkin karena pakai Jas baru ”, Ujar Coach Risdianto Roeslan.
Orang Mati dan Orang Kawin
Ketika
sedang bertanding di Bali, Coach Wan Amran pernah mengungkapkan sesuatu kepada
Asistennya, “ Gue kalo ketemu orang kawin, bawaannya sial aja. Tapi, kalo ketemu orang mati pasti hokinya
gede,”. Entah mengapa pada malam
pertandingan tersebut Kak Amran (sapaan akrab) menjumpai orang kawin dalam
perjalanannya bersama tim sebelum ke lapangan pertandingan. Dan akhirnya malam itu CLS Knights harus
takluk dari Garuda di seri Bali sebelum Championship Series.
Hal
yang sama terjadi juga dalam momen Championship Series di Surabaya. Bedanya ketika perjalanan menuju DBL Arena
(venue) untuk pertandingan pertama melawan Garuda, Coach Andre Yuwadi melihat
bus yang mereka kenakan bersama pemain berpas-pasan dengan iringan
jenazah. Tanpa di sadari, dalam
pertandingan tersebut tim CLS Knights berhasil menyingkirkan tim Garuda di
Championship Series.
Selanjutnya,
ketika berhadapan dengan Pelita jaya di semifinal, bus yang memuat rombongan
tim CLS Knights bertemu dengan unsur orang mati. Kali ini, dalam perjalanannya menuju DBL
Arena bus tersebut melewati sebuah kuburan di kota Surabaya. Padahal arah perjalanan menuju Venue tersebut
berbeda dengan arah perjalanan biasa-nya.
kembali lagi efek bertemu orang mati tersebut menghasilkan kemenangan
bagi Dimaz dkk.
Nah,
begitu di partai puncak (final) hal berbeda pun terjadi. Saat latihan pagi menjelang partai final,
salah satu official dari CLS Knights membawa sebuah undangan pernikahan salah
satu rekan-nya untuk di bagi-bagikan kepada para pemain. Pada saat itu, Coach Andre Yuwadi menyadari
mengenai efek Orang Kawin. Oleh karena
itu, pada perjalanan menuju Venue, coach Andre meminta untuk melewati jalur
yang di lewati saat sebelum berhadapan dengan Pelitajaya agar melewati sebuah
Kuburan biar sebagai penangkal. Akan
tetapi, hasilnya CLS Knights harus takluk terhadap Satria Muda di partai final
itu. Sekali lagi tanpa di sadari Mitos
apa yang di katakan oleh Coach Amran itu terjadi. .. “Kurang manjur nih
penangkalnya,” pendapat Andre Yuwadi. (rntj)
(Photo By Jawa Pos Group)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar