About Us

Jumat, 20 April 2012

Kejadian Unik Ala Tim Pelatih “CLS Knights”


Risdianto Roeslan, Erwin Triono, dan Andre Yuwadi Punya Pengalaman di Championship Series Musim Lalu

Menghadapi tekanan dan beban yang sangat berat dalam Championship Series tentu saja bukan hanya di rasakan oleh para pemain, para tim pelatih pun merasakan hal yang sama atau bahkan lebih berat lagi.  Berbagai hal-hal kecil pun di siapkan oleh tim Pelatih guna untuk meraih hasil yang maksimal bagi tim-nya.  bukan hanya mempersiapkan, tim pelatih harus terus memikirkan hal-hal yang akan di lakukan di pertandingan-pertandingan selanjutnya.  Oleh karena itu sosok pelatih merupakan jendral bagi tim di lapangan maupun di luar lapangan.  Akan sangat banyak cerita-cerita menarik dari tim Pelatih yang terjadi  di dalam persiapan-persiapan menghadapi Championship Series.

Trio  pelatih CLS Knights Good Day : Risdianto Roeslan (Head Coach), Erwin Triono(Ass. Coach), dan Andre Yuwadi (Ass. Strenght &Condition Coach) punya pengalaman hebat tersendiri dalam persiapan mengarungi Championship Series NBL Indonesia musim lalu.  Berikut beberapa pengalaman menarik yang di alami oleh tim pelatih CLS Knights :

Kurang lebih seminggu sebelum berhadapan dengan Garuda Bandung di awal Champ Series, karena tekanan dan beban yang akan di hadapi, para tim pelatih itu seperti orang yang stress.  Karena tekanan itu tadi, berbagai kegiatan di luar melatih pun banyak yang di manfaatkan untuk melepaskan beban besar sesaat.  Banyak sekali kejadian-kejadian unik yang terjadi dalam perjalanan CLS Knights di Championship Series yang berhasil masuk final dan harus menyerah dengan Satria Muda di partai puncak itu.  Kejadian-kejadian ini antara percaya maupun tidak terjadi dengan sendirinya tanpa di sadari. 

Jas dan Hem Baru
Salah satunya adalah kesepakatan untuk membeli Jas dan hem baru dalam menjelang Championship Series.  Ide itu awalnya di kemukaan oleh Coach Risdianto Roeslan dan di tanggapi serius oleh rekan-rekannya. “ Kalo CLS menang lawan Garuda saya mau beli jas yang baru,” Ujar Cak Risdi.  Langsung saja di tanggapi oleh Coach Andre Yuwadi, “ boleh, minimal yang bagusan dikit, Merk Calvin Klein deh”. 

Begitu pada saat final, Cak Risdi mengunakan jas baru-nya, dan di pertandingan itu CLS harus meraih kekalahan di partai puncak.... “ Wah ini gara-gara jas baru deh, tau gitu pake jas lama saja biar beruntung seperti lawan Garuda dan Pelita jaya”, Keluh Coach Risdianto Roeslan.

Semir Sepatu
Selain itu, ada sebuah kejadian aneh lagi yang di alami oleh tim pelatih dari CLS Knights, yaitu mengenai fenomena Semir sepatu.  Kegiatan semir sepatu itu selalu di lakukan sebelum menjelang pertandingan dengan Garuda Bandung.  Awal mula-nya kegiatan semir sepatu itu di lakukan oleh Andre dan Cak Risdi.  Kemudian Coach Erwin dan Coach Amran juga minta tolong untuk menyemirkan sepatunya. 

Kegiatan itu kembali di lakukan pada saat berhadapan dengan Pelitajaya, Dan terbukti efek dari Semir sepatu tersebut sangat ampuh untuk mengantarkan CLS Knights ke partai puncak.  Kegiatan itu terus di lakukan sampai pada hari penentuan di partai final,  akan tetapi malam sebelum final itu Coach Andre tidak sempat untuk menyemir sepatu dari Coach Amran karena kesalahpahaman.  Sehingga pada hari H, tim CLS harus menelan kekalahan.  Sehingga efek “Semir Sepatu” tersebut di sangkut-sangkutkan... “ Wah Andre, ini gara-gara Gue belum semir sepatu,” Ungkap Coach Wan Amran menanggapi kekalahan tersebut.

ID Card
Sangking Stres dan tegangnya menghadapi pertandingan.  Coach Risdianto Roeslan yang pada saat itu bertugas sebagai Asisten Coach sampai-sampai harus tidur dengan tetap mengenakan Id Cardnya.  Bahkan ketika sebelum berhadapan dengan Garuda Bandung, Cak Risdi melakukan rutinitas untuk mengelus-elus Dasi yang dia kenakan pada saat mendampingi  CLS Knights Good Day.  Padahal dasi yang dia kenakan tersebut sudah rusak dan tidak layak untuk di kenakan.

Kembali mengenai ID Card, ID Card tersebut selalu di kenakan oleh setiap official dari tim di lapangan.  Ketika berhadapan dengan Garuda dan Pelita Jaya, Id Card tersebut tidak pernah lepas dari leher Coach Risdi.  Anehnya, pada saat pertandingan final, Cak Risdianto lupa mengenakan ID Card yang dia miliki, dan ternyata tanpa mengunakan ID Card itu kembali lagi di sangkut pautkan dengan kekalahan malam itu.  “ ID Cardnya saya taruh di kantung, tapi lupa di kenakan.  Mungkin karena pakai Jas baru ”, Ujar Coach Risdianto Roeslan.

Orang Mati dan Orang Kawin
Ketika sedang bertanding di Bali, Coach Wan Amran pernah mengungkapkan sesuatu kepada Asistennya, “ Gue kalo ketemu orang kawin, bawaannya sial aja.  Tapi, kalo ketemu orang mati pasti hokinya gede,”.  Entah mengapa pada malam pertandingan tersebut Kak Amran (sapaan akrab) menjumpai orang kawin dalam perjalanannya bersama tim sebelum ke lapangan pertandingan.  Dan akhirnya malam itu CLS Knights harus takluk dari Garuda di seri Bali sebelum Championship Series.

Hal yang sama terjadi juga dalam momen Championship Series di Surabaya.  Bedanya ketika perjalanan menuju DBL Arena (venue) untuk pertandingan pertama melawan Garuda, Coach Andre Yuwadi melihat bus yang mereka kenakan bersama pemain berpas-pasan dengan iringan jenazah.  Tanpa di sadari, dalam pertandingan tersebut tim CLS Knights berhasil menyingkirkan tim Garuda di Championship Series.

Selanjutnya, ketika berhadapan dengan Pelita jaya di semifinal, bus yang memuat rombongan tim CLS Knights bertemu dengan unsur orang mati.  Kali ini, dalam perjalanannya menuju DBL Arena bus tersebut melewati sebuah kuburan di kota Surabaya.  Padahal arah perjalanan menuju Venue tersebut berbeda dengan arah perjalanan biasa-nya.  kembali lagi efek bertemu orang mati tersebut menghasilkan kemenangan bagi Dimaz dkk.

Nah, begitu di partai puncak (final) hal berbeda pun terjadi.  Saat latihan pagi menjelang partai final, salah satu official dari CLS Knights membawa sebuah undangan pernikahan salah satu rekan-nya untuk di bagi-bagikan kepada para pemain.  Pada saat itu, Coach Andre Yuwadi menyadari mengenai efek Orang Kawin.  Oleh karena itu, pada perjalanan menuju Venue, coach Andre meminta untuk melewati jalur yang di lewati saat sebelum berhadapan dengan Pelitajaya agar melewati sebuah Kuburan biar sebagai penangkal.  Akan tetapi, hasilnya CLS Knights harus takluk terhadap Satria Muda di partai final itu.  Sekali lagi tanpa di sadari Mitos apa yang di katakan oleh Coach Amran itu terjadi. .. “Kurang manjur nih penangkalnya,” pendapat Andre Yuwadi. (rntj)

(Photo By Jawa Pos Group)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar