Pertandingan CLS Knights Good Day
Surabaya melawan Pelita Jaya (PJ) Esia Jakarta di DBL Arena tadi malam
memang “hanya” final Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament 2012.
Namun, bagaimana atmosfer pertandingan dan kengototan kedua tim untuk
merebut kemenangan, membuat laga yang disaksikan sekitar 5.000 penonton
itu layaknya grand final saja. Melalui perjuangan keras, PJ akhirnya
keluar sebagai juara dengan kemenangan 79-56.
Kekalahan CLS dengan marjin jauh 23 poin
cukup mengejutkan. Sebab sehari sebelumnya, CLS justru tampil gila
menghentikan Dell Aspac Jakarta. Aspac adalah tim yang mengalahkan PJ
pada fase penyisihan grup melalui overtime.
Tanda-tanda kemenangan PJ sudah tampak
dari awal pertandingan saat tembakan shooter-shooter berkali-kali masuk.
Pada kuarter pertama saja, Andy ”Batam” Poedjakesuma sudah memasukkan
tiga dari empat tembakan tiga angka. Pada 10 menit pertama pertandingan,
batam sudah menyumbangkan sebelas poin untuk membawa PJ unggul 26-10.
Selanjutnya, tidak sekali pun CLS
menyalip perolehan poin PJ. Fans CLS yang mendominasi DBL Arena pun
mulai terdiam di tengah pertandingan.
Beban CLS memang berat dalam laga
kemarin. Selain menghadapi permainan PJ yang super prima, CLS kehilangan
Dwi Haryoko saat kuarter kedua masih menyisakan delapan menit lebih.
Dwi mengalami cedera patah tulang betis
kanan karena salah jatuh akibat bertabrakan dengan forward PJ Ponsianus
Nyoman Indrawan. Dwi pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Tanpa Dwi, pertahanan CLS makin mudah
ditembus. CLS semakin sulit bangkit karena shooter mereka juga melempem.
Sampai kuarter ketiga, CLS tidak sekalipun mampu mencetak poin dari 13
kali percobaan tembakan tiga angka. Secara keseluruhan, field goal CLS
sangat rendah, hanya 28 persen. Sedangkan prosentase tiga poinnya hanya
mencapai 10 persen.
”Saya tidak tahu apa yang terjadi.
Banyak sekali kesempatan, tapi tidak masuk. Ada apa dengan ringnya?
Dengan field goal seperti itu, bagaimana kami bisa menang,” kata pelatih
CLS Eduard ”Dong” Santos Vergeire.
”Kehilangan Dwi juga berpengaruh besar.
Dia adalah pemain penting kami. Kekalahan ini akan membuat kami bekerja
lebih keras untuk menghadapi musim reguler nanti,” imbuh pelatih asal
Filipina tersebut.
Merebut gelar juara untuk kali pertama
di ajang NBL membuat PJ larut dalam suka cita. Beberapa pemain bahkan
menangis menahan rasa haru. Batam dan Ary Chandra, bintang kemenangan PJ
dengan sumbangan 23 dan 24 poin, menjadi salah satu pemain paling
bahagia.
”Sudah lama kami tidak bermain di final.
Empat tahun terakhir, baru kali ini saya juara. Namun, kami bermain
lepas, nggak ada beban. Just play saja. Kemenangan ini adalah jasa besar
coach Nath yang memberikan motivasi besar pada pemain,” kata Batam.
Sementara itu, Coach Nath tidak kalah
girang dengan kemenangan itu. Namun, bagi dia, kemenangan kemarin
hanyalah awal dari perjalanan panjang PJ untuk meraih gelar demi gelar
di NBL Indonesia.
Setelah memutus rantai selalu mentok di
semifinal, Coach Nath yakin PJ akan menjadi juara. ”Hari ini, Tuhan
menakdirkan PJ menang. Anak-anak enjoy bermain dan lebih termotivasi
untuk menang,” kata pelatih kelahiran Filipina berkebangsaan Amerika
Serikat tersebut.
Setelah Preseason Tournament, NBL
Indonesia memasuki musim reguler yang dimulai di Seri I Bandung pada 24
November sampai 2 Desember mendatang. Kalau preseason tournament saja
sudah demikian seru, musim reguler bahkan championship series nanti akan
makin seru.
Sumber : nblindonesia.com (Jawapos Group)