About Us

Jumat, 10 Juni 2011

Penghargaan Terhadap Usaha Para Pemain

[Laporan Langsung] : Hari Penutupan Training Camp di Perth Bersama WBA (31 Mei - 13 Juni )

"Anak ini kurang menunjukan antusias & tidak serius", ungkap Coach Shawn saat pertama kali melihat Dimaz Muharri di latihan pertama Training Camp WBA sembilan hari yang lalu. Pendapat Coach Shawn tersebut dibantah oleh Coach Risdi (sapaan akrab Risdianto Roeslan-Head Coach Nuvo CLS Knights) yang berani memastikan bahwa di lapangan Dimaz adalah seorang Pemain yang berbeda dengan apa yang terlihat dari kesan pertamanya. Semacam istilah "Don't Judge a Book by It's Cover", hal itulah yang berani dipastikan oleh Coach Risdi tentang Dimaz.

Alasan Coach Shawn anti-pati terhadap Dimaz di hari pertama, karena saat melakukan Tes Shooting 2 Points, Dimaz harus melakukan 103 kali percobaan untuk berhasil memasukan 50 kali tembakan. Memang skill menembak selalu menjadi kelemahan Dimaz selama ini.

Setelah menjalani beberapa kali program latihan dan uji tanding, suatu kali Coach Shawn sempat mendatangi Coach Risdianto dan menanyakan, “ apakah bisa diaturkan agar Dimaz dapat ditinggal untuk dilatih khusus selama 3(tiga) bulan di Australia?”. Ternyata Coach Shawn sudah mulai jatuh hati dengan penampilan Dimaz.

Menutup latihan sesi kedua hari ini yang juga merupakan sesi terakhir latihan dengan WBA, Manajemen Nuvo CLS Knights berdiskusi dengan Tim Pelatih WBA untuk memberikan penghargaan kepada para pemain yang selama ini sudah bekerja keras mengikuti Program Training Camp yang sangat berat di Perth ini. Alhasil diputuskan adanya 3 Peringkat terbaik dari semua Pemain, yang penilaiannya diputuskan langsung oleh Tim Pelatih WBA berdasarkan usaha dan performa di latihan serta pertandingan.

Secara mengejutkan Peringkat Ketiga diberikan kepada Freddy Chen yang memang selama di Perth terlihat sudah bekerja keras selama latihan, dan performanya meningkat secara signifikan saat di Pertandingan.

Peringkat Kedua menjadi pilihan yang sulit bagi Tim Pelatih WBA, karena menurut mereka ada dua nama yang sama - sama pantas menjadi Peringkat Kedua. Akhirnya Manajemen CLS Knights memutuskan untuk memberikan Peringkat Kedua kepada kedua kandidat tersebut, yaitu Andrie Ekayana dan Agustinus Indrajaya.

Sangat menarik saat Coach Shawn memberikan nama untuk Peringkat Pertama kepada Christopher Tanuwidjaja (Managing Partner Nuvo CLS Knights). Nama itu tidak lain adalah Dimaz Muharri, yang pada saat awal Training Camp tidak disukai oleh Coach Shawn sendiri.

"Saya dulu juga mantan seorang Point Guard saat masih main sebagai Professional di NBL Australia. Saya melihat kualitas seorang Point Guard yang bagus dalam diri Dimaz. Meski dia masih lemah dalam kemampuan Shooting-nya, saya yakin itu masih dapat diperbaiki".

Kamis, 09 Juni 2011

Ujian Mental & Fisik di Akhir Training Camp(TC)

[Laporan Langsung] : Hari Kesepuluh Training Camp di Perth, Australia Bersama WBA (31 Mei - 13 Juni )

Setelah menuai hasil yang cukup menggembirakan di latih tanding terakhir melawan tim lokal (Lakeside Lightning), anak-anak masih harus menyelesaikan sesi latihan terakhir mereka di Australia. Agustinus Indrajaya dan teman - teman masih harus melakoni sisa dua hari latihan, meliputi empat sesi latihan di pagi dan sore hari. Para Pemain Nuvo CLS Knights mulai menunjukkan tanda - tanda keletihan fisik. Walaupun dalam sesi latihan hari kesembilan, para punggawa Nuvo CLS Knights masih berusaha mengikuti menu latihan tetapi tampak intensitas mereka tidak setinggi hari - hari sebelumnya.

Coach Shawn tetap berusaha memompa semangat anak - anak CLS Knights, namun beliau mengerti kondisi para Pemain dan kelihatan banyak memberikan kelonggaran saat para Pemain Nuvo CLS Knights sedang memasuki fase kelelahan. Di sesi pagi bahkan Tony Agus tidak bersama rekan - rekannya berlatih. “Tony kena radang tenggorokan, badannya agak demam agak tinggi semalam”, papar Erwin Triono - Manager CLS Knights.

Di akhir sesi latihan pagi yang diisi dengan beberapa scrimmage (situasi pertandingan), Andrie Ekayana mengalami cedera sehingga tidak bisa melanjutkan latihan. “Saya salah timing saat defense tadi, sehingga lutut saya bertabrakan dengan lutut Indra”, ungkap Yayan sambil mengkompres lututnya dengan es di pinggir lapangan.

Pada sesi sore Yayan(sapaan akrab Andrie Ekayana) tetap hadir di lapangan, tetapi belum mampu ikut dengan teman - temannya berlatih, karena lututnya agak bengkak. Sedangkan Tony Agus sudah mulai berlatih kembali bersama CLS Knights, meski terlihat dalam beberapa drill Defense masih agak kesulitan dalam mengikuti.

Secara umum CLS Knigts telah melakoni hari-hari latihan yang sangat padat selama di Perth, sehingga kondisi anak-anak CLS memang teramat sangat lelah. Menurut Coach Risdianto Roeslan, ini adalah fase – fase kritis yang harus dilalui oleh semua tim ketika menjalani sebuah ‘Training Camp’ (Pemusatan Latihan).

“Andaikan ini adalah sebuah pertandingan, kita sekarang ada di menit – menit terakhir, jadi saat ini kita harus mulai melawan diri sendiri dan berusaha keras untuk ‘Finish Strong’!. Lawan kita sekarang bukan hanya udara dingin, tapi juga mental dan fisik yang sangat lelah”, ungkap Coach Risdi.

Besok (Jumat,10 Juni), merupakan hari terakhir berlangsungnya TC selama di Perth bersama WBA (World Basketball Academy). Selama 10 hari berlangsung (dimulai pada tanggal 1 Juni), banyak sekali pelajaran-pelajaran yang dapat di petik selama TC di Australia ini. Selanjutnya, para pasukan Nuvo CLS Knights akan mendapatkan jatah berlibur selama 2 hari, yang akan di manfaatkan seluruh anggota tim untuk jalan-jalan di Kota Perth. Di hari minggunya, akan di manfaatkan untuk menonton show di salah satu perternakan terbesar di Perth, dan di lanjutkan dengan makan siang ala “Australian Barbeque” bersama tim pelatih dari WBA. Hari senin pagi (13 Juni), tim Nuvo CLS Knights akan kembali ke Surabaya.



Rabu, 08 Juni 2011

Dampak Latihan Keras Mulai Menuai Hasil

[Laporan Langsung] : Hari Kesembilan Training Camp di Perth, Australia Bersama WBA (31 Mei - 13 Juni )

Jam 9 pagi ini(Rabu 8 Juni), seorang berbadan tinggi dan kekar menjemput Tim Nuvo CLS Knights di depan lobby hotel. Beliau adalah Cameron Venables, Pelatih Fisik pengganti Coach Blair yang sudah pergi ke China. "Ada yang bisa bantu saya mengambil beberapa peralatan dari mobil saya untuk kita bawa ke pantai?", seru Coach Cameron. Seluruh Pemain segera mengikuti orang tersebut ke mobilnya dan mengambil beberapa peralatan latihan beban, lalu segera jalan menuju pantai yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari hotel.

Setibanya di Pantai, Coach Cameron langsung mengajak para pemain untuk berlari - lari kecil, dan melakukan beberapa gerakan pemanasan ala latihan Bola Basket. Setelah itu Coach Cameron mengajarkan beberapa teknik latihan fisik yang unik dengan berbagai peralatan yang dibawanya. Coach Cameron memberikan semua latihan itu memang sengaja dilakukan di Pantai, karena secara teori udara pagi di Pantai sangat baik untuk pernafasan.

Kira - kira 25 menit berlalu, Coach Cameron segera menganjurkan semua pemain untuk berendam lagi di air laut dengan suhu udara 10 derajat Celcius. Kandungan garam dan air yang dingin sangat baik untuk rekondisi tubuh para Pemain yang sudah sangat letih dari program latihan selama 8 hari non stop. Terbukti setelah sesi pertama di Pantai bersama Coach Blair beberapa hari yang lalu para Pemain jadi ketagihan dan sering mengisi waktu kosong mereka untuk berendam di Pantai.

"Semua pegal - pegal di kaki jadi hilang setelah berendam di laut! Meski dingin, tapi ternyata memang tokcer caranya Coach Blair", jelas Tony Agus yang langganan paling sering ke Pantai.

Selesai dari sesi di Pantai seluruh Tim segera kembali ke Hotel dan bergegas untuk bersiap - siap berangkat ke Pertandingan terakhir di Perth melawan Lakeside Lighting (Tim Semi pro di Perth yang tergabung dalam SBL).

Memasuki lapangan Lakeside Recreation Centre tempat di mana Pertandingan dilangsungkan, Nuvo CLS Knights segera disambut dengan sangat hangat oleh Tim Lakeside Lighting, sang Juara bertahan SBL. Melihat para Pemain Lighting memasuki lapangan untuk pemanasan, Andrie Ekayana secara spontan berseru, "di Australia ini apa gak ada Tim yg dihuni oleh pemain pendek - pendek ya?. Kok sepertinya lawan kita dari hari ke hari semakin tinggi besar?!".


Sambutan untuk Tim kami di Lakeside Recreation Centre agak berbeda dari kedua pertandingan sebelumnya, terkesan lebih hangat. Bahkan ada sekelompok murid - murid Sekolah dasar yang mengambil pelajaran Bahasa Indonesia datang menyambut kami dan berbincang - bincang dengan para Pemain. Ternyata menariknya Tim Lakeside Lighting & Lakeside Recreation Centre tersebut dikelola oleh sebuah Gereja di Perth, dan mereka sangat mencintai olahraga Bola Basket. Tidak tanggung - tanggung mereka membangun 4 lapangan Basket Indoor dengan standar kualitas tinggi, serta merekrut Asisten Coach Tim Perth Wildcats untuk menjadi Head Coach di Tim SBL mereka. Sejak didirikan pada tahun 1999, Lakeside Lighting sudah langganan menjadi Juara di SBL, serta selalu berhasil bercokol menjadi Tim yang paling disegani dari seluruh peserta SBL.

Saat pemanasan dimulai terlihat ada 3 pemain Lighting yang terlihat memiliki skill sangat menonjol di banding rekan-rekannya, yakni ; Ben Beran dan Luke Payne, dua Pemain Import dari Amerika, serta Kyle Armour seorang pemain lokal yang juga sedang menempa ilmu di Amerika.

Permainan dimulai dengan intensitas yang sangat tinggi, kedua Tim bertarung dengan sangat keras dan cepat. Semua penonton yang datang bahkan para Pelatih WBA yang selalu mendampingi CLS Knights, terkejut dengan permainan CLS Knights yang mampu mengimbangi sang Juara SBL dari awal Pertandingan.

Tembakan - tembakan 3-Points Wijaya & Yayan dibalas 3 Points lagi oleh Luke Payne, Drive cantik oleh Dimaz tidak kalah dibalas oleh Kyle Armour, pertarungan antara Indrajaya dengan Ben Beran pun terus berlangsung keras. Alhasil, saat Halftime Nuvo CLS Knights hanya tertinggal 45 - 48 dari Lighting. Para pendukung fanatik Lighting yang dari awal Pertandingan sangat bersemangat meneriakkan suaranya untuk Tim kesayangan mereka, akhirnya terdiam seraya tidak bisa percaya ada tim dari Indonesia yang mampu mengimbangi Lighting.


Namun sayang pertempuran seru tersebut tidak berlanjut ketika memasuki kuarter 3. Para pemain CLS terlihat sangat berat untuk terus berlari, dan intensitas menurun drastis. Turnover demi Turnover pun terjadi di kubu Nuvo CLS Knights, semua itu segera dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Lighting. Di akhir kuarter 3, Nuvo CLS Knights harus menelan pil pahit lagi dengan marjin skor tertinggal 21 Poin dari Lighting.

Memasuki kuarter akhir, para Ke-satria kebanggaan kota Surabaya ini kembali berusaha keras untuk memberikan perlawanan. Freddy Chen, pemain yang selama ini lebih sering menjadi cadangan tiba - tiba meledak dan beraksi dengan sangat indah. Dalam waktu 3 menit di kuarter 4, Freddy sudah berhasil membukukan 6 Points. Freddy pemain asal kota Medan dengan postur yang kurus pun, tanpa menunjukan rasa takut bertarung keras dengan sang raksasa dari Amerika, Ben Beran. Di akhir pertandingan Freddy Chen berhasil membukukan 10 Points dan 5 Rebounds. CLS Knights akhirnya menyerah dari Lakeside Lighting dengan skor akhir 99 - 77.

" Pertandingan ini sudah membuktikan kalian sangat meningkat secara level permainan Basket dari sejak pertama kalian datang ke Perth. Namun Permainan Basket juga membutuhkan kondisi yang Fit. Kalian terlihat lelah di kuarter ketiga, dan banyak melakukan kesalahan. Hal tersebut pasti akan sangat mudah dimanfaatkan oleh Tim kuat sekelas Lighting, dan kami warga Perth tahu seberapa kuat Tim Lighting ini.
Kondisi yang Fit bukan hanya berarti tubuh yang kuat, tapi bagaimana kalian mampu melawan kondisi tubuh kalian saat letih dan terus berjuang sampai akhir!
Secara pribadi saya sangat bangga melihat perkembangan kalian ", tegas Coach Jason, asisten pelatih Tim WBA yang setia mendampingi CLS Knights di Perth.